Tuesday, October 18, 2016

NEW BLOG



BLOG SAYA PINDAH KE : www.theloveisblue.com

Please visit my new blog and leave comment.

Thank you
Adenita Y

Friday, June 17, 2016

Keluarga 'kedua'. Japan Family






Bagi saya, teman sekolah adalah keluarga kedua. Keluarga tempat saya akan kembali setelah melanglang-buana bertemu teman baru. Keluarga yang akan menerima saya tanpa syarat dan melihat saya bukan dari kesuksesan atau kegagalan yang pernah saya lalui, bukan dari jalan berbatu atau jalan tol yang pernah saya lewati atau bukan dengan menjadi apa saya sekarang. Mereka hanya melihat saya sebagai Adenita teman sekelas mereka saat SMA. Hal yang sama pun saya lihat pada mereka.

Tuesday, June 14, 2016

Fokus Pada Kelebihan Bukan Sebaliknya.



Hari itu, pembagian raport kenaikan kelas di  SD. Tugas mama yang mengambil raport saya dan abang. Mama bukan ibu yang ekspresif. Dia memiliki ekspresif datar. Bagus atau jelek raport kami, mama tetap memiliki ekspresi yang sama. Datar dengan senyumnya yang menenangkan dan cantik. Seperti biasa, mama akan mengambil raport abang saya dulu. Raportnya  bak taman indah yang semerbak. Juara umum pun terasa mudah diraihnya. Setelah itu, giliran mengambil raport saya. Seperti sudah diduga, raport saya jauh di bawah abang. Mungkin jika itu terjadi sama Ghea, saya bisa stres.

Saturday, May 7, 2016

Selamat UN Gadisku...


Semalam ABG kesayangan bercerita tentang impiannya yang besar. Dari kecil ia selalu tahu apa yang ia mau dan ia fokus dengan itu. Ia selalu mengatakannya dengan penuh keyakinan yang tidak tergoyahkan. Bahkan ketika beberapa temannya meragukan dan menertawakannya. Ia tetap dengan pilihannya. Menjadi penulis.

Untuk membuktikan tekatnya, ia membuat target sendiri. Ia menuliskannya di karton manila dan ditempel di dinding : Aku akan menulis buku dan terbit di Gramedia. 

Ia berhasil. Dua buku dalam kumpulan cerpen  KKPK pun memamerkan karyanya di Gramedia.

Saya pikir dia mau jadi penulis. Kemudian, mimpinya berubah semalam. Dia bercerita bagaimana ia  ingin terlibat dalam sebuah event. Ia ingin menjadi jurnalis seperti suami. Ia ingin bertemu banyak orang. Lalu, dengan penuh keyakinan ia mengatakan, "Aku akan membuat event besar dan megah! Aku juga akan memiliki program TV yang terkenal."

Saya yakin dia bisa mewujudkannya.

Terimakasih Ya Rabb. Engkau menitipkan seorang anak hebat dan cerdas. Terima kasih Engkau selalu menunjukkan jalan terang dalam mewujudkan mimpinya.

Selamat menempuh UN, cintaku. Fokuslah pada mimpimu dan semua akan mewujud selaras.

Thursday, October 15, 2015

KURSI MERAH MAMA


 Dimuat di Tabloid Nova Maret 2015





            “Kursi ini memang empuk ya. Aku bisa ketiduran jika berbaring.”  Abang mengelus-elus kursi merah milik mama. Lalu, berbaring dan memejamkan mata. Kursi panjang yang terbuat dari kayu jati dengan balutan kain warna merah hati. Kursi yang dibeli beberapa tahun silam. Dibeli  tanpa rencana sebelumnya. Mama lagi jalan ke toko furniture dan langsung jatuh cinta dengan kursi ini.
             “Aku hampir tidak pernah duduk di kursi ini. Apalagi setelah pindah rumah,” katanya lagi dengan mata masih terpejam.
            “Memang cuma mama yang boleh duduk di kursi itu,” kataku sambil menahan geli. Pikiranku menerawang jauh ke hari pertama mama membeli kursi merah itu. Tentu saja dengan kehebohannya.
            Ya, siapa yang tidak ingat hari itu?  Hari saat mama menyuruh kami untuk menggeser-geser furniture lain di ruang keluarga. Agar kursi merah bisa ditempatkan sesuai keinginannya.     Mama ingin ditata malam itu juga. Padahal kami baru pulang kuliah.  Sejak hari itu, kursi itu selalu berada di situ. Tidak pernah berpindah tempat.

Friday, October 2, 2015

Love Is Blue


Love is Blue adalah surat cinta almarhum papa pada mama saat mereka masih pacaran di tahun 1969. Ada 10 jilid Love Is Blue yang ditulis rapih pada buku notes dan potongan kertas yang diikat dengan tali. Surat cinta yang isinya tentang pertemuan pertama mereka, kencan pertama mereka atau perkelahian pertama mereka. Juga tentang bagaimana papa mencintai mama sepenuh jiwa.

Dari detik pertama mereka bertemu, papa sudah berjanji dalam hati bahwa ia akan selalu membuat mama tersenyum bahagia. Ia pun menepati janji itu hingga hembusan nafas terakhir mama. Baginya, membahagiakan mama adalah tugas dari Allah yang harus ia tuntaskan. Sebuah misi yang ia jalani dengan bahagia.

 

Adenita Yusminovita's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang