Dimuat di Tabloid Nova Maret 2015
“Kursi
ini memang empuk ya. Aku bisa ketiduran jika berbaring.” Abang mengelus-elus kursi merah milik mama.
Lalu, berbaring dan memejamkan mata. Kursi panjang yang terbuat dari kayu jati
dengan balutan kain warna merah hati. Kursi yang dibeli beberapa tahun silam.
Dibeli tanpa rencana sebelumnya. Mama
lagi jalan ke toko furniture dan langsung jatuh cinta dengan kursi ini.
“Aku hampir tidak pernah duduk di kursi ini. Apalagi
setelah pindah rumah,” katanya lagi dengan mata masih terpejam.
“Memang
cuma mama yang boleh duduk di kursi itu,” kataku sambil menahan geli. Pikiranku
menerawang jauh ke hari pertama mama membeli kursi merah itu. Tentu saja dengan
kehebohannya.
Ya,
siapa yang tidak ingat hari itu? Hari
saat mama menyuruh kami untuk menggeser-geser furniture lain di ruang keluarga.
Agar kursi merah bisa ditempatkan sesuai keinginannya. Mama ingin ditata malam itu juga. Padahal kami baru pulang
kuliah. Sejak hari itu, kursi itu selalu
berada di situ. Tidak pernah berpindah tempat.